Posamentier (1999: 12) secara sederhana menyebutkan
cooperative learning atau
belajar secara kooperatif adalah penempatan beberapa siswa dalam
kelompok kecil dan memberikan mereka sebuah atau beberapa tugas.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika siswa bekerja dalam kelompok adalah sebagai berikut :
- Setiap anggota dalam kelompok harus merasa bagian dari tim dalam pencapaian tujuan bersama.
- Setiap anggota dalam kelompok harus menyadari bahwa masalah yang
mereka pecahkan adalah masalah kelompok, berhasil atau gagal akan
dirasakan oleh semua angota kelompok.
- Untuk pencapaian tujuan kelompok, semua siswa harus bicara atau diskusi satu sama lain.
- Harus jelas bahwa setiap kerja individu dalam kelompok mempunyai efek langsung terhadap keberhasilan kelompok.
Dengan demikian bukanlah suatu
cooperative environment meskipun
beberapa siswa duduk bersama namun bekerja secara individu dalam
menye-lesaikan tugas, atau seorang anggota kelompok menyelesaikan
sendiri tugas kelompoknya.
Cooperative learning lebih merupakan
upaya pemberdayaan teman sejawat, meningkatkan interaksi antar siswa,
serta hubungan yang saling menguntungkan antar mereka. Siswa dalam
kelompok akan belajar mendengar ide atau gagasan orang lain, berdiskusi
setuju atau tidak setuju, menawarkan, atau menerima kritikan yang
membangun, dan siswa merasa tidak terbebani ketika ternyata pekerjaannya
salah.
Kelman (1971) menyatakan bahwa dalam kelompok terjadi saling pengaruh
secara sosial. Pertama, pengaruh itu dapat diterima seseorang karena ia
memang berharap untuk menerimanya. Kedua, ia memang ingin mengadop-si
atau meniru tingkah laku atau keberhasilan orang lain atau kelompok
tersebut karena sesuai dengan salah satu sudut pandang kelompoknya.
Ketiga, karena pengaruh itu kongruen dengan sikap atau nilai yang ia
miliki. Ketiganya mempengaruhi, sejauh kerja kooperatif tersebut dapat
dikembangkan.
Sementara itu, Slavin (1991) menyatakan bahwa dalam belajar
kooperatif, siswa bekerja dalam kelompok saling membantu untuk menguasai
bahan ajar. Lowe (1989) menyatakan bahwa belajar kooperatif secara
nyata sema-kin meningkatkan pengembangan sikap sosial dan belajar dari
teman sekelompoknya dalam berbagai sikap positif. Keduanya memberikan
gambaran bahwa belajar kooperatif meningkatkan sikap sosial yang positif
dan kemampuan kognitif yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Langkah Pmbelajaran Kooperatif
Terkait dengan metode pembelajaran ini, Ismail (2003: 21) menyebutkan
6 (enam) langkah dalam Model Pembelajaran Kooperatif yakni :
Fase ke – |
Indikator |
Tingkah laku Guru |
1. |
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa |
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar |
2. |
Menyajikan informasi |
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan |
3. |
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok -kelompok belajar |
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi secara efisien |
4. |
Membimbing kelompok bekerja dan belajar |
Guru membimbing kelompok – kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas |
5. |
Evaluasi |
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya |
6. |
Memberikan penghargaan |
Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar individu maupun kelompok |
Beberapa Tipe Pembelajaran Kooperatif
Banyak macam kegiatan belajar berkelompok atau kerja kelompok.
Diskusi dan pengembangan komunikasi untuk saling belajar dan
menyampaikan pendapat merupakan hal yang dituntut dan sekaligus
dipelajari. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang mengakar di
masyarakat, tetapi tanpa pendi-dikan dan pelatihan hasil yang secara
intuitif tentulah tidak sebanyak yang direncanakan. Beberapa tipe
pembelajaran kooperatif/kelompok yang dike-mukakan oleh beberapa ahli
antara lain Slavin (1985), Lazarowitz (1988), atau Sharan (1990) adalah
sebagai berikut :
- Circle learning/learning together (belajar bersama)Investigation group (grup penyelidikan)
Posamentier (1999: 12) secara sederhana menyebutkan
cooperative learning atau
belajar secara kooperatif adalah penempatan beberapa siswa dalam
kelompok kecil dan memberikan mereka sebuah atau beberapa tugas.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika siswa bekerja dalam kelompok adalah sebagai berikut:
a. Setiap anggota dalam kelompok harus merasa bagian dari tim dalam pencapaian tujuan bersama.
b. Setiap anggota dalam kelompok harus menyadari bahwa masalah yang
mereka pecahkan adalah masalah kelompok, berhasil atau gagal akan
dirasakan oleh semua angota kelompok.
c. Untuk pencapaian tujuan kelompok, semua siswa harus bicara atau diskusi satu sama lain.
d. Harus jelas bahwa setiap kerja individu dalam kelompok mempunyai efek langsung terhadap keberhasilan kelompok.
Dengan demikian bukanlah suatu
cooperative environment meskipun
beberapa siswa duduk bersama namun bekerja secara individu dalam
menye-lesaikan tugas, atau seorang anggota kelompok menyelesaikan
sendiri tugas kelompoknya.
Cooperative learning lebih merupakan
upaya pemberdayaan teman sejawat, meningkatkan interaksi antar siswa,
serta hubungan yang saling menguntungkan antar mereka. Siswa dalam
kelompok akan belajar mendengar ide atau gagasan orang lain, berdiskusi
setuju atau tidak setuju, menawarkan, atau menerima kritikan yang
membangun, dan siswa merasa tidak terbebani ketika ternyata pekerjaannya
salah.
Kelman (1971) menyatakan bahwa dalam kelompok terjadi saling pengaruh
secara sosial. Pertama, pengaruh itu dapat diterima seseorang karena ia
memang berharap untuk menerimanya. Kedua, ia memang ingin mengadop-si
atau meniru tingkah laku atau keberhasilan orang lain atau kelompok
tersebut karena sesuai dengan salah satu sudut pandang kelompoknya.
Ketiga, karena pengaruh itu kongruen dengan sikap atau nilai yang ia
miliki. Ketiganya mempengaruhi, sejauh kerja kooperatif tersebut dapat
dikembangkan.
Sementara itu, Slavin (1991) menyatakan bahwa dalam belajar
kooperatif, siswa bekerja dalam kelompok saling membantu untuk menguasai
bahan ajar. Lowe (1989) menyatakan bahwa belajar kooperatif secara
nyata sema-kin meningkatkan pengembangan sikap sosial dan belajar dari
teman sekelompoknya dalam berbagai sikap positif. Keduanya memberikan
gambaran bahwa belajar kooperatif meningkatkan sikap sosial yang positif
dan kemampuan kognitif yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Langkah Pmbelajaran Kooperatif
Terkait dengan metode pembelajaran ini, Ismail (2003: 21) menyebutkan
6 (enam) langkah dalam Model Pembelajaran Kooperatif yakni:
Fase ke – |
Indikator |
Tingkah laku Guru |
1. |
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa |
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar |
2. |
Menyajikan informasi |
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan |
3. |
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok -kelompok belajar |
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi secara efisien |
4. |
Membimbing kelompok bekerja dan belajar |
Guru membimbing kelompok – kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas |
5. |
Evaluasi |
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya |
6. |
Memberikan penghargaan |
Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar individu maupun kelompok |
Beberapa Tipe Pembelajaran Kooperatif
Banyak macam kegiatan belajar berkelompok atau kerja kelompok.
Diskusi dan pengembangan komunikasi untuk saling belajar dan
menyampaikan pendapat merupakan hal yang dituntut dan sekaligus
dipelajari. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang mengakar di
masyarakat, tetapi tanpa pendi-dikan dan pelatihan hasil yang secara
intuitif tentulah tidak sebanyak yang direncanakan. Beberapa tipe
pembelajaran kooperatif/kelompok yang dike-mukakan oleh beberapa ahli
antara lain Slavin (1985), Lazarowitz (1988), atau Sharan (1990) adalah
sebagai berikut:
- Circle learning/learning together (belajar bersama)
- Investigation group (grup penyelidikan)
- Jigsaw
- NHT (Numbered Heads Together)
- TAI (Team Assissted Individualization)
- STAD (Student Teams – Achievement Division)
- TGT (Teams Games Tournament)